{[['']]}
Ditengah kondisi yang penuh
ketidakpastian, presiden Soeharto memutuskan untuk tetap pergi ke Kairo
menghadiri KTT G-15. Sementara itu wakil presiden B.J Habibie dikejutkan
oleh insiden penembakan di Trisakti yang berbuntut pada terjadinya
kerusuhan besar, kenapa hal ini bisa terjadi?
Di balik tragedi yang kelam itu ada
kisah lain, kisah sebuah keluarga yang tercerai berai dan kisah sepasang
kekasih yang terpisahkan.
BAGUS (26), seorang
Letnan Dua, berada dalam situasi bimbang ketika harus berhadapan dengan
situasi yang luar biasa. Tanggung jawab sebagai petugas pengamanan harus
berbenturan dengan kewajiban utamanya untuk menjaga,
SALMA (23) seorang
pegawai Istana negara, sang istri yang sedang hamil besar. Sayangnya,
Salma harus berada dalam situasi tidak kondusif dan berbahaya ketika ia
terjebak kerusuhan dan dinyatakan hilang. Hati Bagus yang bimbang,
berubah menjadi hancur ketika ia harus menerima kenyataan tersebut.
Apalagi ditambah dengan tekanan dari atasan Bagus yang menyatakan bahwa
sebagai prajurit harus mengutamakan tugas dan sebagai laki-laki pantang
untuk menjadi cengeng hanya karena peristiwa kecil.
Sementara kerusuhan yang terjadi memaksa
presiden Soeharto untuk pulang dari Kairo lebih awal. Pemerintah
dihadapkan pada situasi yang sulit. Tokoh masyarakat dan beberapa
perwakilan Ormas secara langsung meminta presiden Soeharto mundur. Namun
ia tak bergeming dan berencana membentuk komite dan kabinet reformasi
untuk menjawab tuntutan tersebut.
Sementara itu, nasib baik yang enggan untuk berpihak kepada Bagus. ,
adik iparnya, aktivis reformasi mahasiswa, harus berbenturan pendapat
ketika mengetahui Salma kakaknya hilang di tengah peristiwa kerusuhan.
Tidak mau kalah dan saling lempar tuduhan, Diana pun menuduh Bagus tidak
bisa menjaga Salma. Bagaikan sudah jatuh tertimpa tangga pula, tidak
ada kata solusi ketika berbicara dengan Diana, hanya caci maki dan
umpatan yang Bagus dapat.
DIANA (20)
Keadaan semakin pelik ketika DANIEL (20) pacar
Diana, seorang keturunan Tionghoa yang juga ikut berjuang menuntut
perubahan harus kehilangan Ayah dan Adiknya dalam kerusuhan 14 Mei.
Bahkan Daniel hampir terjebak sweeping warga yang menyaring orang-orang
Non Pribumi, yang saat itu menjadi puncak issue rasial di Indonesia.
Untungnya Daniel selamat dan menemukan keluarganya lalu ikut Exodus
meninggalkan Indonesia.
Di sisi lain upaya presiden Soeharto
membentuk komite dan kabinet reformasi tidak mendapat tanggapan positif.
Bahkan ketua MPR Harmoko meminta presiden dengan arif dan bijaksana
untuk mengundurkan diri. Selain itu ada 14 menteri menolak tergabung
dalam kabinet reformasi.
Pencarian Bagus terhadap Salma
membuahkan hasil, Salma terselamatkan dan terbawa ke sebuah rumah sakit.
Di saat detik kelahiran anak pertamanya, Bagus dan Diana menemukan
Salma. Bayi yang mereka nantikan pun harus dilahirkan ketika perjuangan
reformasi beru lahir.
JAKARTA 2015
17 Tahun berlalu Daniel kembali ke
Jakarta dengan membawa abu kremasi Ayahnya. Ayahnya yang begitu
mencintai Indonesia, hingga ia ingin beristirahat untuk selama-lamanya
di tanah kelahirannya itu.
Daniel pun berhasil menemukan Diana.
Keduanya masih memiliki semangat yang sama untuk melanjutkan semangat
reformasi, semangat perubahan untuk Indonesia yang lebih baik.
Posting Komentar