{[['
']]}
']]}Ben memberikan sebuah deskripsi singkat mengenai filosofi kopi dari setiap ramuan kopi yang disuguhkannya di kedai tersebut. Kedai tersebut menjadi sangat ramai dan penuh pengunjung. Suatu hari, seorang pria kaya menantang Ben untuk membuat sebuah ramuan kopi yang apabila diminum akan membuat kita menahan napas saking takjubnya, dan cuma bisa berkata: hidup ini sempurna, dan Ben berhasil membuatnya. Ramuan kopi yang disebut Ben's Perfecto tersebut menjadi yang minuman terenak hingga seorang pria datang dan mengatakan bahwa rasa kopi tersebut hanya "lumayan enak" dibandingkan kopi yang pernah dicicipinya di suatu lokasi di Jawa Tengah.
Ben dan Jody yang penasaran langsung menuju lokasi tersebut dan
mereka menemukan secangkir kopi tiwus yang disuguhkan oleh pemilik
warung reot di daerah tersebut. Ben dan Jody meminum kopi tersebut tanpa
berbicara sedikitpun, dan hanya meneguk serta menerima tuangan kopi
yang disuguhkan oleh pemilik warung tersebut. Kopi tersebut memiliki
rasa yang sempurna dan ada cerita serta filosofi yang menarik dari kopi
tersebut. Ben yang merasa gagal kembali ke Jakarta dan putus asa. Untuk
mencari tahu cara menghibur temannya, Jody kembali menemui pemilik
warung di Jawa Tengah tersebut dan sepulangnya dari sana, dia
menghidangkan Ben segelas Kopi Tiwus. Bersamaan dengan kopi tersebut,
dia menmberikan sebuah kartu bertuliskan "Kopi yang Anda minum hari ini
Adalah: "Kopi Tiwus. Walau tak ada yang sempurna, hidup ini indah begini
adanya". Pada akhirnya Ben sadar bahwa dia selama ini mengambil jalan
hidup yang salah, dan Ben juga sadar bahwa hidup ini tidak ada yang
sempurna. Dengan demikian Ben kembali sadar dan melanjutkan perjuangan
serta hobinya di kedai filosofi kopi.
Posting Komentar